Melacak Jejak Teknologi Pembuatan Batik di Jawa

Abstract

Batik has been designated as an intangible cultural heritage by UNESCO in 2009. However, it is not yet known when the batik technique was applied in Java. Therefore, this article aims to find out when the Javanese mastered the batik technique and why batik has survived to this day. There are three main principles of batik, namely materials, techniques, and motifs. This study began by tracing terms related to materials, techniques, and batik motifs, which are found in inscriptions as the main source. Literary manuscripts, reliefs on temples, selected statues, and other archaeological data are supporting sources for this study. The results of the study indicate that Java has mastered the batik technique for a long time. Reconstruction of the existence of batik in Java can be found in inscriptions and literary manuscripts. Batik motifs can be found on the clothes worn by statues of selected figures and on reliefs.

----

Batik telah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda oleh UNESCO pada tahun 2009. Namun, belum diketahui kapan teknik membatik diterapkan di Jawa. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk mengetahui kapan orang Jawa menguasai teknik membatik dan mengapa batik tetap bertahan hingga saat ini. Ada tiga prinsip utama batik, yaitu bahan, teknik, dan motif. Penelitian ini diawali dengan menelusuri istilah-istilah yang terkait dengan bahan, teknik, dan motif batik, yang terdapat pada prasasti sebagai sumber utama. Naskah sastra, relief pada candi, arca-arca terpilih, dan data arkeologi lainnya menjadi sumber pendukung penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jawa telah menguasai teknik membatik sejak lama. Rekonstruksi keberadaan batik di Jawa dapat ditemukan pada prasasti dan naskah sastra. Motif batik dapat ditemukan pada pakaian yang dikenakan oleh arca tokoh pilihan dan pada relief.